Kamis, 24 Mei 2012

Dongkrak Pamor "Online" Lokal

Dongkrak Pamor "Online" Lokal


Rabu, 11 April 2012


Untuk itulah saatnya sekarang diperlukan pengembangkan bisnis on line berbasis lokal. Sedangkan modalnya sudah tersedia yakni orang-orang kreatif yang berkecimpung dalam industri informasi dan telekomunikasi digital. Bahkan, bisa dikatakan sekarang ini negeri ini dipenuhi dengan orang-orang kreatif dari bermacam kategori dan hasil karya.

Dalam industri, konten digital developer Indonesia diburu oleh investor, startup atau perusahaan mapan. Sebabnya, kreativitas dan kemampuan mereka cukup baik. Perusahaan over the top (OTT) seperti Google dan RIM bahkan banyak diisi orang-orang Indonesia.

Atas daya kreatif orang-orang Indonesia menurut Danny Oie Wirianto pediri Mindtalk.com, banyak startup asing mencari developer lokal untuk mengembangkan usaha mereka. Mereka mencari SDM unggul dalam startup untuk menjadi co-founder.

Di Indonesia sendiri beberapa start up lokal telah berhasil dalam bisnis on line mereka dan meraup kuntungan. Sebut saja seperti Kaskus, Tokobagus, Urbanesia, Sendokgarpu, NgaturDuit, Lintasberita dan lainnya. Start up lokal Koprol bahkan sukses diakuisisi oleh Yahoo.

Startup lokal yang ada berupa portal berita umum, berita spesifik seperti kuliner, portal blog, info pendidikan dan buku, situs pertemanan, e-commerce dengan fitur baru semacam diskon atau sistem lelang, info video streaming, antivirus, layanan musik, game lokal, adsense lokal, dan masih banyak lagi.

Namun, tidak semua perusahaan pemula lokal menuai kisah sukses. Banyak yang bertumbangan menghadapi keadaan yang tidak ramah. "Saya harus berdarah-darah ketika memulai," kata ujar Rama Mamuaya Pelaku Industri TIK, pendiri Dailysocial.

Rama menuturkan ketika disamping harus membangun program aplikasi ia juga harus memasarkannya dengan merekrut pemasar. Modal pas-pasan, pengalaman yang kurang dan stigma yang menilai bisnis startup tidak memiliki masa dan lebih baik bekerja di perusahaan mapan adalah hal biasa.

Dalam membangun rintisan di internet memang bukan hanya harus kreatif dan pintar memilih co founder dan pemasaran. Lebih dari itu perlu strategi agar bisa bertahan dari kebangkrutan harus dipelajari.

Masalah yang dihadapi para starup adalah kondisi yang kurang kondusif bagi perkembangan aplikasi lokal. Mereka tidak memiliki dukungan perbankkan bagi usaha mereka disamping regulasi yang lemah. "Kondisi kita chaos," ujar Romi Satrio Wahono, pengamat industry dan juga CEO Brainmatics.

Romi mengatakan dulu ia sangat susah mendapatkan pinjaman dari bank untuk usahanya. Startup dinilai bank tidak bankable. Kalau tidak dengan BPKB mobil atau rumah bank tidak akan mau member pinjaman.

Namun sekarang, kondisinya lain. Setelah sukses seperti sekarang banyak bank menawarkan pinjaman ke Romi. Banyak bank menawarinya dengan nilai 500 sampai 1 miliar ketika 4 start up nya di Google adsense pengunjungnya telah mancapai 400 ribu per hari. "Saya tidak butuh jumlah segitu sekarang kalau mau pinjami saya 1 triliun," katanya.

Dukungan dari pemerintah juga belum dirasakan para startup. Mereka masih saja belum mendapatkan iklim yang baik untuk berusaha. Koneksi internet yang lambat, kebijakan yang belum mendukung dan regulasi yang lemah, ketiadaan akses pada dunia perbankan adalah hambatan yang dialami oleh para startup.

Fasilitasi "Start Up"
Menanggapi hal ini Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Ashwin Sasongko, mengatakan pemeritah telah berusaha memberikan fasilitas bagi para start up. Di Cimahi dibangun Baros Ciber City, Bandung Digital Walley, dan membangun Pusat Komunitas Kreatif di Lombok dan Lamongan dengan dukungan pemda setempat.

Untuk daerah Bandung Digital Valley, para start up mendapatkan proses inkubasi selama 6 bulan. Tujuannya untuk mempersiapkan berbagai aspek dari bisnis yang akan dijalankan para pelaku bisnis start up dengan pedidikan dan pelatihan.

Di sini para start up juga akan mendapatkan berbagai fasilitas seperti 20 meja kerja, meeting room, gadget room, 4 server dengan RAM 128 GB, koneksi internet dengan bandwidth 10 MB, gadget test dengan beragam OS seperti Ipad, Iphone, Blackberry, Android, Mac PC, Nokia Lumia, platform, portal, dan developer's tools.

"Kominfo mempromosikan para pemenanga Lomba ICT Award (INAICTA) untuk diikutkan dalam ajang kejuraan yang lebih tinggi yaitu tingkat Asean," kata Ashwin dalam pembukaan Inaicta Award 2012 di Jakarta Selasa (10/4).

Dikatakan dukungan yang dilakukan Kominfo juga harus didukung kementrian lain. Sesuai dengan rahan presiden Kementerian Keuangan diminta untuk memberikan peluang pada akses perbankan secara lebih mudah.

Dukungan pemerintah pada paras starpup lokal dinilai masih kurang. Pemerintah diminta membuat regulasi yang dapat melingdungi para startup lokal dari serbuan startup asing yang sudah melau pintar memasukan konten lokal dalam aplikasinya.

Romi mengatakan di tengah pedagangan bebas seperti sekarang ini pemeritah harus pintar-pintar melindungi industri startup lokal. Caranya dengan tidak melanggar aturan WTO misalnya dengan membuat aturan harus berbahasa Indonesia, menggunakan 50 persen sumber daya manusia lokal dan lainnya. "Proteksinya harus cantik, tidak melanggar perdagangan bebas," katanya.

Ashwin mengatakan soal aturan yang dapat melindungi para startup lokal dan e-commerce sekarang ini pemerintah masih mengggodok dan memang masuk dalam Rancangan Peraturan Pemerintah ITE. Sekarang ini aturan ini sedang dalam tahap harmonisasi di Kemenkumham.

Dalam aturan ini disebutkan para penyedia layanan aplikasi on line asing diharuskan mendaftarkan nama domain dan juga membuka data center di Indonesia. Aturan ini diharapkan dapat membantu melindungi para startup disamping memberikan kemudahan pada pengguna. hay/E-12

Ditulis oleh Haryo Brono di Koran Jakarta

Dorong "Startup" Pahami Bisnis Internet



Aplikasi "Online" l Perlu Dukungan Pemerintah dan Sektor Swasta
Dorong "Startup" Pahami Bisnis Internet


Salah satu karya kelas dunia yang dibuat anak Indonesia adalah Travelisa milik Kristiono Setyadi dan Panggi Libersa Jasri Akadol, co founder Sukeru Teknologi. Karya keduanya berhasil menjadi 10 besar dalam ajang International Space Apps Challenge oleh lembaga antariksa dan penerbangan AS, NASA. Travelisa mesti bersaing dengan berbagai karya dari 24 negara di dunia.

Sebelumnya, Travelisa adalah pemenang Jakarta's Space Apps Challenge hasil kerja sama NASA dan Kedutaan Besar AS di Jakarta. Travelisa merupakan aplikasi untuk para wisatawan. Pelancong tidak perlu mencatat perjalanannya ke mana saja karena aplikasi itu akan memberikan peta dan catatan jalur yang dilalui, moda tranportasi yang dipakai, jejak karbon, dan semua dampak bagi lingkungan. "Temanya dari NASA, kita tinggal mikir idenya," ujar Panggi.

Bagi wisatawan, aplikasi Travelisa, selain merekam sejarah perjalanan, membantu kita mencari cara yang paling efi sien ketika memilih jalur dan angkutan. Menurut Panggi, aplikasi yang bisa berjalan di Android dan iPad itu kini sedang dinilai NASA untuk dibuat peringkat dengan karya lain.

Aplikasi lain yang kini sudah dapat dinikmati di online adalah Ngomik.com. Ngomik.com yang dapat berjalan di sistem operasi Android dan BlackBerry merupakan aplikasi berupa digital komik atau digital comic publishing platform.

Penggemar komik tentu saja sangat dimanjakan dengan aplikasi ini. Mereka cukup membuka laman Ngomik.com, 5.140 judul komik dapat dibaca dan dilihat. Setiap komik untuk segala umur ini memiliki karakter dan kelebihan sendiri. "Idenya dari banyaknya penggemar komik di Indonesia. Tapi komik yang ada rata-rata komik luar," ujar Muhammad Subair, pendiri aplikasi Ngomik. com.

Lantaran ingin memajukan komik Indonesia, ia membuat aplikasi tempat para komikus memajang karyanya. Kini, setiap hari, 150 anggota baru telah terdaftar, dan jika ditotal, telah ada 40.000 anggota sampai saat ini. Travelisa dan Ngomik.com adalah salah satu contoh aplikasi yang kini menuai prestasi dan sukses.

Masih banyak ribuan aplikasi sejenis yang memiliki kualitas kelas dunia, tapi kurang publikasi sehingga karya mereka belum muncul. Menurut Rusdianto, Ketua Microsoft Users Group Indonesia (MUGI) Jabodetabek, developer saat ini jumlahnya banyak. Mereka menghasilkan karya yang memiliki kualitas tinggi. Karya para anggota Komunitas MUGI sudah masuk ke bermacam aplikasi bergerak, seperti karya Animal Sound milik Abdullah.

Sayangnya, aplikasi itu belum mendapatkan kompensasi materi apa-apa meski untuk membuatnya dibutuhkan keringat dan pemikiran yang perlu dihargai. Abdullah mengaku memang memberikan gratis aplikasinya untuk mendapat nama dulu. Agar tidak semua "kerja bakti", tentu saja para startup dan developer konten itu tidak terus dibiarkan berkarya tanpa mendapatkan imbalan. Supaya dapat berkelanjutan (sustainable), mereka juga harus bisa unggul dan berpretasi seperti halnya Google, Youtube, dan Skype.

Para startup memang selama ini belum dapat menggantungkan hidup pada hasil karyanya. Padahal untuk membuat aplikasi berjalan di online, mereka membutuhkan biaya operasi bulanan untuk server dan listrik yang tidak murah. Ngomik.com yang berjalan di cloud adalah salah satu startup yang berhasil menutup ongkos operasi yang ditaksir 1,8 juta rupiah per bulan dengan barter iklan dari perusahaan penyedia cloud.

Laman aplikasinya dihiasi dengan layanan komputasi awan. Bukan hanya itu, 122 komik premiumnya juga telah menghasilkan uang meski terbilang masih kecil. Model bisnisnya bagi keuntungan dari hasil potong pulsa dengan operator, Tekomsel dan XL, yakni 60 persen untuk operator dan 40 persen untuk komikus.

Dukungan ICT
Ngomik.com bisa bertahan meski banyak aplikasi sejenis telah rontok. Menurut Dedi Irianto, masalahnya, para startup dan developer yang jagoan dalam aplikasi ternyata tidak pandai menjual karya mereka dan tidak dekat dengan media.

Oleh karena itu, menurut Dedi, seorang developer perlu bekerja sama dengan media dan orang yang mengerti bisnis agar bisa sukses. "Keduanya perlu 'kawin' agar berhasil," ujar dia. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Ashwin Sasongko, mengatakan pemerintah akan membantu para startup dalam bentuk fasilitas seperti server dan tempat bagi para startup.

Dananya diperoleh dari Information and Communication Technology (ICT) Fund. Pembangunan Baros Ciber City, Bandung Digital Walley, serta Pusat Komunitas Kreatif di Lombok dan Lamongan adalah bentuk dukungan bagi para startup. Tapi Kemenkominfo tidak dapat berjalan sendiri.

Kemenkominfo perlu dukungan kementerian lain dan pihak sektor usaha. Meski minim fasilitas, di seluruh Indonesia kini para startup dan developer aplikasi dan konten rajin berkumpul untuk berbagi pengalaman dan tip untuk mencari terobosan. Di Yoyakarta, ada wadah bernama Sunday Sonten, yakni sebuah wadah diskusi agar dapat sukses dari segi karya dan bisnis. hay/E-6




Ditulis oleh Haryo Brono di Koran Jakarta

Jumat, 24 Februari 2012

Menikmati Keragaman Wisata di Kota Bunga

TOMOHON
Menikmati Keragaman Wisata di Kota Bunga
Menikmati Keragaman Wisata di Kota Bunga
KORAN JAKARTA/HARYO BRONO
Kota Tomohon yang berada pada ketinggian 700-800 dpl memiliki kualitas udara yang sejuk dengan tanah yang subur. Berbagai tanaman berbunga tumbuh subur dan menghiasi panorama yang menjadi ciri khas kota itu. Tomohon memang sejak lama terkenal sebagai produsen bunga di Sulawesi Utara.

Produk bunga dari Tomohon bahkan telah diekspor hingga mancanegara. Ketika Koran Jakarta singgah pada pertengahan Januari lalu, tampak di sepanjang jalan kota ini banyak pedagang bunga potong dalam kondisi masih segar. Bunga krisan, aster, anyelir, dahlia, ros, dan lainnya tampak dijajakan dan dapat dibeli dengan harga yang relatif murah.

Setiap tahun, pada bulan Juli, di Tomohon diadakan festival bunga yang disebut dengan Tomohon Flower Festival. Pada acara itu, diadakan kegiatan pemilihan ratu bunga dan Tomohon International Choir Competition (TICC), sebuah festival paduan suara yang diikuti oleh banyak kontestan luar negeri.

Di sebelah timur Kota Tomohon ke arah Gunung Mahawu yang datarannya lebih tinggi dari pusat kota, terdapat sentra agrowisata. Di sini penduduknya memanfaatkan ketinggian untuk bercocok tanam sayuran berhawa sejuk seperti kol, bawang daun, seledri, sawi putih, buncis, dan wortel. Tanaman sayuran yang ditanam dengan teknik terasiring dan bersusun ini menjadi pemandangan indah serta menakjubkan bagi para wisatawan.

Alternatif Lain
Selain dikenal dengan kota bunga dan sayuran, Tomohon dikenal dengan pasar dagingnya. Berbeda dengan pasar daging umumnya, pasar daging dengan nama Pasar Beriman menyediakan segala macam daging dari hewan yang biasa hingga kurang biasa, seperti daging sapi, kambing, babi, kelelawar, ular, tikus, kucing, anjing, dan kera.

"Orang Minahasa memang makan apa saja," ujar David Togas, seorang pemandu wisata resmi di sana. Daging-daging itu biasanya dibeli, baik untuk konsumsi makanan sehari-hari maupun keperluan pesta hajatan. Perayaan ulang tahun, syukuran, memasuki rumah baru, tidak lepas dari pesta dengan mengundang sanak saudara.

Biasanya orang Minahasa memasak daging dengan cara dibakar, dimasak di bambu (tinoransak, pangi), atau dimasak loba, yaitu dengan bumbu kecap manis dan gula aren. David mengatakan cara masak dengan cara dipanggang langsung dapat dilakukan di dekat pasar. Babi panggang, misalnya, dimasak dengan cara dibuang isi jeroannya.

Setelah itu, dimasukkan aneka sayuran dan dipangang dengan cara diputar. Selanjutnya, setelah masak, daging dipotong-potong dan siap dimakan. Wisatawan tentu tidak harus repot memasak dari daging ekstrem ini. Mereka yang bernyali dan ingin bertualang kuliner hingga titik ekstrem ini cukup memesan ke beberapa rumah makan di Tomohon, misalnya RM Megfra, Heng-Mien, Tinoor Jaya, Nathan, Pemandangan, Imanuel Ragey, dan Kawangkoan Ragey.

Rumah makan ini dapat dijumpai sepanjang jalan Manado-Tomohon yang memiliki kontur naik turun dan berkelok. David mengatakan dia jarang membawa wisatawan ke tempat ini. Masalahnya, tidak semua wisatawan tega melihat hewan disembelih, apalagi beberapa di antaranya tergolong hewan piaraan dan dilindungi. "Saya hanya menawarkan apakah akan ke Pasar Daging dengan segala konsukuensinya atau tidak," kata dia.

Tur Rohani
Selain mengunjungi wisata nan eksotik di Tomohon, Anda dapat melakukan ziarah rohani. Di sini terdapat kuil campuran Buddha dan Tao bernama Wihara Ekayana. Di wihara itu, terdapat beberapa patung Buddha berjejer di depannya. Ada pula patung Dewi Kwan Im yang posisinya di dalam wihara. Di tempat agak ke tengah, terdapat menara pagoda yang menjulang tinggi.

Hal itu mengingatkan kita pada bangunan rumah ibadah di kawasan pecinan dengan semarak warna-warna mencolok seperti kuning, merah, dan emas. Di sini Anda juga dapat meminta ramalan dengan cara menggerak-gerakkan dan menjatuhkan potongan bambu berisi angka dalam wadah. Angka yang jatuh dicocokkan dengan kartu ciam si yang tersedia di rak-rak sesuai dengan nomornya.

Di Wihara Ekayana agak ke bawah, terdapat patung kurakura. Di depannya terdapat roda berputar agak cepat dan berlubang di tengahnya. "Jika berhasil melempar uang melewati lubang yang berputar, harapan si pelempar akan nasib diyakini akan berhasil," ujar David menerangkan fungsi alat tersebut. hay/R-3

Keheningan di Tepi Danau

Keindahan alam Kota Tomohon memang luar biasa. Satu keindahan lain yang ada di wilayah ini adalah Danau Linow. Telaga yang memiliki luas 34 hektare itu dikelilingi oleh perbukitan sisa letusan gunung api yang membentuk kaldera. Sampai sekarang, aktivitas vulkanik di Danau Linow masih terlihat dengan jelas dengan adanya titik-titik semburan asap belerang di pinggiran danau dan di tengahnya berupa gelembung-gelembung udara dan air danaunya yang berwarna putih.

Uniknya, meski danau yang terletak Kelurahan Lahendong itu terdapat aktivitas vulkanik dengan semburan belerang yang biasanya memiliki PH asam, terdapat kehidupan ikan. Bahkan ratusan burung belibis hidup di danau itu dan mencari ikan dari air danau. Panorama sekitar Danau Linow berupa campuran hutan pegunungan, air yang berwarna putih, hijau dan biru, dan dilengkapi habitat kehidupan satwa.

Selain belibis, di danau itu terdapat aneka burung endemik yang masih terjaga kelestariannya. Alfred Sambalao, seorang pengunjung, mengatakan dia sengaja datang ke tempat itu untuk mengantarkan saudaranya dari Belanda. "Tempat ini banyak dikunjungi wisatawan karena pemandangannya sangat indah." Danau Linow sudah dikelola secara profesional. Di salah satu tepinya, terdapat kafe dengan kursi dan meja, toilet bersih, agar pengunjung dapat dengan nyaman menikmati keindahan sambil berdiskusi atau merenung.

Dengan membayar tiket masuk 25 ribu rupiah, sudah termasuk mendapatkan seduhan air teh atau kopi tergantung selera. Untuk teman minum, pengelola memberikan makanan khas bagea kanari yang terbuat dari sagu. Sambil menikmati kopi, belibis terbang berlatar belakang semburan asap belerang.

Pengunjung biasanya tidak akan lupa melewatkan kesempatan berfoto dengan latar belakang danau hijau yang indah ini. Mengabadikan diri di pinggir danau indah dan bersih adalah pilihan tepat. Kapan lagi menikmati danau indah bebas sampah dan polusi selain mengunjungi danau ini? hay/R-3

Memotret Lokon dari Jarak Dekat

Di Tomohon, masih ada lagi keindahan yang dapat dinikmati, yaitu Gunung Lokon, selain Gunung Mahawu. Gunung Lokon ini lokasinya hanya berjarak 5,3 km dari Kota Tomohon. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 meter dari atas laut. Sejak meletus dahsyat terakhir pada 14 Juli 2011 yang membuat sekitar 100 ribu orang mengungsi, sampai kini Lokon masih terlihat mengepulkan asap putih ke udara.

Pemandangan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Pemandangan Kota Tomohon pada waktu cerah dihiasi dengan kegagahan Lokon yang berada di barat laut. Jika tidak dalam cuaca mendung, cara paling tepat menikmati pemandangan Lokon adalah pada pagi hari. "Pagi hari biasanya belum ada awan seperti siang," ujar David Togas, sang pemandu wisata.

Ada lagi salah satu cara pas untuk menikmati Lokon, yaitu dari kawasan Lokon Boutique Resort. Di sini pemandangan menuju Lokon sangat dekat atau kurang dari 3 km saja ke puncak. Kepulan asap Gunung Lokon yang muncul dapat terlihat dengan jelas dari Lokon Boutique Resort. Dari posisi ini, terlihat kepulan asap Lokon berasal dari kawah sekunder yang berada di punggung gunung, bukan kawah utama yang letaknya di puncak, sehingga erupsinya disebut dengan erupsi samping.

Untuk dapat masuk ke Lokon Boutique Resort dikenakan biaya 5.000 rupiah per orang. Uang itu tidak sia-sia karena dari lokasi ini bisa didapat gambar pemandangan yang amat indah. Apalagi Lokon Boutique Resort juga merupakan lokasi penginapan dengan taman bunga dan rumput yang menghampar luas.

Fasilitas lainnya yang ada di Lokon Boutique Resort ialah jogging track, lapangan basket, kolam renang, dan lainnya. Jika ingin menginap, di Lokon Boutique Resort tersedia bermacam tipe kamar, mulai dari suite, deluxe, hingga superior. Sebagian penginapan dibuat dengan disain arsitektur rumah panggung yang merupakan ciri khas rumah adat Minahasa. hay/R-3

Eden In The East: Indonesia Pusat Peradaban Dunia


INDONESIA, SALAH SATU PUSAT PERADABAN DUNIA

Dalam perbincangan tentang peradaban tua dunia, Asia Tenggara hampir tidak pernah disebut. Kebanyakan pelajaran sejarah sekolah dan perguruan tinggi serta wacana umum selalu menyebut wilayah seperti Mesopotamia, Mesir, Sungai Indus, Tiongkok, dan Yunani sebagai cikal bakal peradaban dunia. Padahal dalam khasanah penemuan arkeologi Indonesia, banyak ditemukan aneka penemuan artefak prasejarah.

Ditemukannya kerangka manusia yang berumur jutaan tahun, seperti jenis Meganthropus paleojavanicus, Pithecantropus Erectus, dan berbagai macam homo, seperti Homo Soloensis dan Homo Wajakensis, kurang membangun teori asal usul peradaban. Sejarah selalu mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesopotamia, lembah Sungai Indus, China, Mesir, dan Yunani karena wilayah ini menyimpan banyak artefak dan peninggalan tertulis.

Namun, kini, tampaknya orang mulai berpikir ulang sejak kehadiran buku Atlantis karangan Arysio Nunes dos Santos yang menyebut Atlantis, yang tenggelam dengan peradaban tingginya, ada di Asia Tenggara. Buku Atlantis kini diperkuat dengan Eden In The East karangan Profesor Stephen Oppenheimer, seorang mahaguru dari Universitas Oxford Inggris. Dalam buku Eden In The East, Oppenheimer menyimpulkan bahwa Indonesia merupakan pusat peradaban dunia.

Artinya nenek moyang bangsa-bangsa di dunia ini atau induk peradaban modern sekarang ini berasal dari Indonesia dan menyebar ke seluruh penjuru Bumi. Dalam teorinya, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, dan Kalimantan dulu menjadi satu kesatuan dengan sebutan Sundaland. Karena mengalami banjir berkali-kali akibat melelehnya es di Kutub, wilayah ini terpisah oleh lautan.

Dalam sebuah pertemuan di LIPI, Oppenheimer mengatakan teorinya dibangun berdasarkan kajian kedokteran (DNA), geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, dan folklore. Ilmu-ilmu ini, terutama geologi, mengemukakan alasan adanya Sundaland yang dulu bersatu. Yang pertama dikemukakan adalah naiknya permukaan air laut sebanyak tiga kali di wilayah ini antara 14.500 hingga 7.200 tahun (sebelum Masehi), yang menenggelamkan Paparan Sunda (Sundaland).

Teori ini merupakan teori umum yang sering dikemukakan para geolog. “Agak sulit untuk melihat mengapa ada beberapa penentangan terhadap konsep ini, yang sebenarnya sudah diterima oleh para geolog dan para sarjana lainnya sejak lama,” katanya. Dari kajian genetika, Oppenheimer menjelaskan dari Paparan Sunda yang terpecah ini, menyebar kehidupan menyeberang laut.

Penyebaran bukan hanya dekat di wilayah ini, namun juga ke Samudera Pasifik dan Samudera Hindia hingga ke Euroasia. Dalam pandangan Oppenheimer, orang Sumeria peletak dasar peradaban di Mesopotamia berasal dari Asia Tenggara. Kesamaan benda-benda Neolitik sekitar 7.500 tahun lalu menjadi salah satu bukti. Ciri fisik orang Sumeria yang bermuka lebar dan wajah tipikal orientalis menjadi bukti lainnya.

Teori genetikanya menyebutkan 90 persen penduduk Paparan Sunda telah ada di sana sejak 5.000 hingga 50.000 tahun lalu, bahkan beberapa di antaranya sebelum zaman es mencair dan menenggelamkan wilayah ini. “Derajat keberlanjutan genetik itu membantah pandangan ortodoks bahwa para petani padi Taiwan berbahasa Austronesia secara esensial menggantikan penduduk terdahulu dari Paparan Sunda 3.500 tahun yang lalu,” katanya.

Menurut terori sebelumnya, Sundaland belajar pertanian, peternakan dan mencari ikan dari orang-orang Taiwan yang berbahasa Austronesia sekitar 3.500 tahun yang lalu. Padahal menurut Oppenheimer, sejak ribuan tahun sebelumnya mereka telah memiliki nilai-nilai neolitik.

Oppenheimer mengatakan mereka sejak ribuan tahun lalu telah memiliki keahlian sebagai nelayan. Dari kajian linguistik yang mempelajari bahasa asli dari Sundaland, yaitu bahasa Austronesia, istilah pelayaran berasal dari Asia Tenggara, bukan dari Taiwan. Endapan Rawa Menurut Eko Yulianto, ahli geologi LIPI, apa yang dikemukakan oleh Oppenheimer memiliki bukti yang kuat dari teori geologi. Pengeborannya yang dilakukan di Laut Jawa pada kedalaman 9,7 meter menemukan adanya endapan rawa.

Diperkirakan umur endapan ini 6.000 tahun yang lalu. Di laut sebelah selatan Pulau Jawa, ia menemukan adanya fosil serbuk sari yang merupakan sisa dari tanaman jenis rumput-rumputan (graminae). Ia menduga bisa jadi serbuk sari ini merupakan berasal dari padi atau tumbuhan sejenis. Lebih lanjut, ia mengatakan teori Sundaland benar adanya karena dari kedalaman laut di wilayah terlalu dangkal jika dibandingkan dengan kedalaman laut Sulawesi, Laut Banda, Laut Aru, dan lainnya.

Kedalaman lautan di bekas wilayah Sundaland ini hanya berkisar 10-30 meter. Di daratan, teori tentang manusia purba dengan peradabannya yang tinggi bisa ditemukan di Gua Pawon di Bandung. Dari penenyam perkakas dan bahan bakunya sangat beragam, mulai dari batuan obsidian yang hanya bisa ditemukan di Nagrek, Garut atau Sukabumi.

Serta gigi ikan hiu yang hanya bisa ditemukan di laut sekitar Subang. Ini artinya mobilitas penghuni Gua Pawon sudah tinggi dan peradabannya sudah sangat maju. Dibandingkan dengan teori Atlantis, menurut Eko, Eden In The East lebih ilmiah. ”Dibandingkan dengan yang ditulis Santos dalam Atlantis, apa yang dikemukakan Oppenheimer lebih masuk akal,” ujarnya. Pasalnya, selama ini Atlantis banyak menautkan teorinya dengan bukti mitologis, dan beberapa bukti yang kurang ilmiah lainnya.

Apalagi Santos belum pernah datang ke Indonesia dalam membangun teorinya dan lebih berdasarkan studi pustaka. Hary Harjono, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, mengatakan teori Oppenheimer, meski mendapat banyak dukungan, perlu pembuktian lebih lanjut. Dengan berbagai teknologi yang ada sekarang, bermacam hal yang dikemukakan Oppenheimer dapat dibuktikan.

“Dengan melacak DNA dan teknologi kelautan dan berbagai macam disiplin teori dalam Eden In The East dan Atlantis, dapat dibuktikan,” jelasnya. Menurut Jimly Asshiddiqie yang sejak lama sangat menginginkan buku Eden In The East diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, jika teori yang dibangun oleh Profesor Oppenheimer benar, hal ini akan membalikkan seluruh asal usul peradaban. “Sekarang orang Jepang tidak lagi menyebut dirinya saudara tua. Kita yang saudara tua,” pungkasnya.
hay/L-1

“EDEN IN THE EAST” MENDUKUNG” ATLANTIS”

Atlantis, benua yang hilang, hingga kini masih misterius. Meskipun manusia sudah mencari sisa-sisa keberadaan kota ini selama ratusan tahun dan lebih ribuan buku mengenai Atlantis diterbitkan, sayangnya, tidak ada satu pun yang bisa memastikan di mana letak Atlantis. Jika merujuk pada pendapat Plato yang memunculkan isu Atlantis, benua ini memiliki beberapa cirri-ciri. Atlantis negara makmur yang bermandi Matahari sepanjang waktu.

Plato juga menceritakan negara Atlantis yang kaya dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju. Dasar mandi matahari berarti Atlantis dijadikan alasan bagi para ilmuwan benua ini berada di khatulistiwa. Buku paling anyar mengenai Atlantis yang ditulis oleh Arysio Nunes dos Santos, seorang ilmuwan Brasil, juga mengarah ke sana. Dalam bukunya, Atlantis, The Lost Continent Finally Found, Santos ingin menunjukkan bahwa Atlantis yang pernah disebutkan oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias berada di Indonesia yang bermandikan surya.

Ia mengatakan Atlantis benua yang hilang itu berada di wilayah Indonesia dan sebagian Malaysia yang dikenal dengan Paparan Sunda atau Sundaland. Santos, dalam kesimpulannya, mengatakan pilar Hercules sebagai Selat Sunda dan Taprobane sebagai benua Atlantis meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Pilar Hercules dan Taprobane adalah dua di antara ciri-ciri Atlantis yang hilang seperti diceritakan oleh Plato.

Dalam konteks Paparan Sunda, Taprobane digambarkan kaya dengan emas, batu mulia, dan berbagai macam binatang. Di sini pula terdapat kota langka tempat ibu kota Kerajaan Atlantis. Sejauh ini memang Atlantis masih misterius, baik letak maupun keberadaannya. Ada yang berpendapat benua yang hilang ini berada di Laut Tengah antara Libia dan Turki. Ada juga yang mengatakan Atlantis berada di dekat Portugal, yaitu Kepulauan Azores yang berada 1.500 km sebelah barat pantai Portugal.

Santos mengatakan Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan dari India bagian selatan, Sri Lanka, dan Paparan Sunda. Dalam keyakinannya, benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba.

Gunung ini merupakan induk dari Gunung Krakatau sekarang ini yang mampu menenggelamkan Atlantis. Gunung ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar. Akibat ledakan, terbentuklah Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan Bumi yang dulu disebut Atlantis. Bencana mahadahsyat membuat punah 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu.

Bahkan ribuan manusia tewas dan sisanya berpencar dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru. Santos menelusuri lokasi Atlantis berdasarkan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan mithologi meski ia tidak pernah datang ke Indonesia. Santos juga membangun teori berdasarkan linguistik dari bahasa Dravida yang menurut teorinya merupakan bahasa yang digunakan penduduk Atlantis berdasarkan temuan linguistik dan arkeologi.

Kini, dengan buku baru karangan Stephen Oppenheimer, Eden in The East, paparan Santos mendapat argumentasi kuat meski Oppenheimer tidak bertutur tentang Atlantis. Buku Eden in The East, berdasarkan isinya, tampak mendukung teori yang dikemukakan Santos yang menyebutkan Asia Tenggara sebagai pusat peradaban kuno dunia dan Atlantis yang hilang berada di Paparan Sunda lewat beberapa teori DNA, linguistik, etnografi , dan arkeologi.
hay/L-1

Minggu, 26 Desember 2010

Mereduki Toksin dengn Protein

Mereduksi Toksin dengan Protein
31 Okt 2008 13:21



--------------------------------------------------------------------------------

Petani di Indonesia kerap menggunakan pestisida untuk membasmi hama tanaman. Padahal, itu amat berbahaya bagi kesehatan. Untuk meminimalisasi racun yang terkandung dalam pestisida, dapat digunakan enzim.

Pestisida merupakan alat untuk mengontrol hama tanaman dan organisme yang tidak disukai atau merugikan tanaman pertanian. Namun, di balik keefektifannya, zat pembasmi ini mengandung toksin atau racun. Akumulasi residu atau endapan pestisida di lahan pertanian dapat mengakibatkan keracunan bagi konsumen produk pertanian. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya residu kadar pestisida yang tinggi pada beberapa produk pertanian, seperti beras, sayuran, dan aneka buah-buahan.

Senyawa pestisida bersifat pulotan organik yang bandel atau persistence organic pollutant (POP). POP bersifat bioakumulatif, biomagnifikatif, dan biokonsentratif sehingga konsentrasinya dapat bertahan lama dalam suatu organisme bukan sasaran (nontarget), sangat membahayakan, misalnya pada manusia.

Residu pestisida pada lahan pertanian Indonesia diperkirakan kondisinya telah mencapai ambang yang membahayakan. Untuk itu, perlu dicarikan jalan keluar agar residu pestisida yang ada bisa terdegradasi.

Menurut Nina Hermayani Sadi, peneliti enzim dari Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor, limbah pestisida yang banyak ditemui pada lahan pertanian dapat didegradasi kadar racunnya (toksid) dengan cara memanfaatkan biokatalis berupa enzim. Enzim yang dihasilkan dari mikroorganisme tersebut dapat mendegradasi racun pestisida pada lahan pertanian hingga kadarnya berkurang.

Menurut Mari Ulfah, Asisten Peneliti pada bagian Rekayasa Genetika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pada dasarnya enzim merupakan protein yang berfungsi menjadi katalis dalam proses biokimia. Dengan biokatalis dari enzim proses reaksi kimia menjadi lebih cepat dibandingkan dengan reaksi kimia biasa.

Ia mengatakan sifat enzim yang bekerja hanya pada substrat atau bahan dasar yang spesifik memberi peluang baru untuk memanfaatkannya dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis aplikasi enzimatis, yaitu untuk menghasilkan, mendeteksi, dan mendegradasi senyawa tertentu.

Amobilisasi

Nina menambahkan agar proses degradasi lebih murah, enzim tersebut harus dilakukan amobilisasi terlebih dahulu. Tujuan proses ini agar enzim bisa dipakai berulang kali sehingga tidak memboroskan biaya. ?Proses kimia dengan mempergunakan enzim saat ini memang masih mahal,? katanya.

Amobilisasi dapat mencegah terbukanya lipatan-pilatan protein enzim, dengan begitu aktivitas enzim dapat berkerja secara maksimal. ?Atau dengan kata lain dengan amobilitas enzim akan dapat meningkatkan kestabilan struktur enzim sehingga dapat bekerja berulang kali,? ujar Nina.
Lebih jauh ia mengatakan enzim amobil merupakan enzim yang dilokalisasi atau diikat dalam suatu bahan penyangga. Bahan penyangga bisa berupa papan atau membran tertentu untuk mempertahankan kemampuan aktivitas katalisnya, sehingga dapat dipergunakan berulang kali.

Saat ini, dikenal tiga macam metode amobilisasi enzim, yaitu dengan metode absorpsi, metode ikatan silang, dan metode penyerapan. Metode absorpsi merupakan metode yang sangat sederhana. Metode ini menggunakan permukaan padat untuk menyerap atau menempelkan enzim di atas permukaan dengan memanfaatkan bahan padat sebagai tempat menyerap enzim. Bahannya bisa berupa alumina, bentonit, anion selulosa, resin, kaca, dan lainnya.

Metode ikatan silang merupakan merupakan metode amobilisasi dengan memadukan metode absorpsi dan multifungsi pengikatan lain sehingga akan terbentuk ikatan silang yang lebih baik. Enzim kemudian terikat kuat sehingga tidak larut dalam air.

Sedangkan metode penjerapan atau entrapment, merupakan metode yang memanfaatkan perbedaan ukuran antara subtrat, produk, dan biokatalis. Biokatalis akan tertahan dalam sebuah ruangan matrik, sementara subtrat dan biokatalis dapat bergerak bebas. ?Secara sederhana metode penyerapan enzim dilakukan dengan mencampurkan enzim ke dalam bahan pelarut yang mudah dipadatkan,? katanya.

Nina memberi catatan, pemilihan bahan penyangga amobilisasi harus berdasarkan pada aktivitas biokatalis, yaitu struktur, aktivitas enzim, metode amobilisasi yang digunakan, dan kondisi proses amobilisasi.

Proses Degradasi

Proses digradasi limbah pestisida dengan memanfaatkan enzim tidak mudah. Satu hal yang perlu dicatat, kata Nina, dalam penanganan limbah pestisida secara enzimatis, sistem yang dikembangkan harus melalui tahap pengajian yang teliti sehingga tidak diperoleh hasil yang tidak diharapkan.

Nina mengatakan tidak semua jenis pestisida dapat dihidrolisis dengan menggunakan satu jenis biokatalis enzim. Namun, proses ini bergantung jenis pestisida, jenis mikroba, dan media pembiakan tempat berkembangnya bakteri tersebut sebelum dapat diigunakan. ?Harus ditentukan dulu jenis pestisidanya, jenis mikroba yang tumbuh pada lahan pertanian yang akan didegradasi dengan enzim,? katanya.

Untuk menentukan enzim penghidrolisis pestisida pada lahan pertanian, yang perlu dilakukan adalah dengan menentukan jenis mikroba. Untuk itu yang perlu dicari terlebih dahulu mikroba yang hidup pada lahan pertanian tersebut. Bakteri yang didapat, kemudian dibiakkan dalam media yang mengadung pestisida tertentu. Tujuannya supaya bakteri ini bisa tahan terhadap zat beracun ini. Dalam media ini mikroba kemudian menghasilkan enzim kasar yang akan dimurnikan dan selanjutnya diamobilisasi.

Untuk menghidrolisi jenis pestisida herbisida fenilkarbamat, misalnya, maka jenis yang digunakan adalah jenis enzim yang dihasilkan oleh mikroba dari genus Arthrobacter (Arthrobacter sp). Caranya dengan membiakkan mikroba ini dalam medium diklorofenosiastet terlebih dahulu. Setelah proses ini, enzim baru bisa dipakai untuk menghidrolisi herbisida jenis fenol terklorinasi.
Demikian juga untuk jenis pestisida fenil karbamat digunakan jenis mikroba dari jenis genus Peseudomonas. Mikroba ini dibiakkan dalam dalam herbisida fenilkarbamat dan akhirnya dapat digunakan untuk menghidrolisis beberapa pestisida golongan fenil seperti karbamat dan asilanilida.
Setelah enzim ini jadi maka bisa digunakan dalam lahan pertanian. Bila berbentuk pelet enzim bisa ditaburkan di atas lahan pertanian. Tapi bila berbentuk cair maka enzim dapat dicampurkan di dalam larutan penyaring, untuk menghidrolisis air yang mengandung pestisida pada lahan pertanian yang bersama dengan proses penyaringan air
Ezim mempunyai keunggulan dalam mendegradasi pestisida, karena biokatalis ini bisa digunakan dalam suhu ruang dan pH netral. Reaksi enzimatis tidak memerlukan bahan kimia konvensional sehingga ramah lingkungan. Bahan kimia biasa untuk mendegradasi kadang berbahaya karena menghasilkan efek samping.

Keuntungan lain reaksi enzimatis, pada saat degradasi tidak terpengaruh oleh toksisitas limbah yang ada dibanding dengan cara biologis menggunakan tanaman air. Enzim juga mampu menghasilkan reaksi yang bersih yang tidak berefek samping lantaran memunyai kekhususan pada struktur molekul pembentuknya. (hay/L-4)

Ditulis Oleh Haryo Brono/Koran Jakarta

Senin, 20 Desember 2010

Menguak Fenomena Pembelokan Kali Opak


Menguak Fenomena Pembelokan Kali Opak


Sabtu, 18 Desember 2010

Pembentukan gurun pasir, pergeseran lempeng tektonik, meletusnya gunung berapi, dan tsunami merupakan contoh-contoh fenomena geologi yang selalu menarik untuk dikaji. Peristiwa-peristiwa alam itu pun telah banyak diteliti dan dianalisis oleh para ahli. Namun, dari sekian banyak fenomena alam yang terjadi, ada satu fenomena yang luput dari kajian para ahli, yakni pembelokan muara Sungai Opak.

Sebenarnya, peristiwa berbeloknya air Kali Opak, Yogyakarta ketika hendak bermuara ke Samudra Hindia terbilang unik. Pasalnya, apabila dibandingkan dengan “sifat” aliran air dari muara sungai pada umumnya, peristiwa yang terjadi di Kali Opak bisa dikatakan sebagai anomali. Biasanya, ketika sungai bermuara ke pantai memiliki persimpangan tegak lurus dengan bibir pantai. Sedimentasi atau endapan yang dihasilkan dari peristiwa itu tidak akan menimbulkan pembelokan, tetapi hanya memunculkan delta-delta.

Seperti diketahui, muara sungai merupakan tempat bertemunya arus pasang surut air laut dengan air sungai yang saling berlawanan. Kondisi itu akan memberi pengaruh kuat pada proses sedimentasi. Pada kasus Kali Opak, sedimentasi material tersebut mengakibatkan terjadinya pembelokan aliran air ke arah barat atau kanan. Fenomena tersebut bisa diketahui dari hasil rekaman citra satelit. Fenomena yang sama tampak pula di Kali Progo di Kulon Progo, Kali Bogowonto di Purworejo, dan Kali Serayu di Cilacap yang berada di bagian selatan Pulau Jawa dan berhadapan dengan Samudra Hindia.

Peristiwa pembelokan muara sungai itu telah menarik perhatian dua peneliti muda, Yan Restu Freski dan Darmadi dari Taman Pintar Science Club, Yogyakarta. Kedua finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2010 itu kemudian mengaji penyebab terjadinya fenomena alam tersebut. Rasa penasaran kedua peneliti muda itu semakin tinggi manakala melihat sungai di timur Bantul, Yogyakarta yang juga berhadapan dengan Samudra Hindia tidak mengalami pembelokan.

Demikian pula halnya dengan sungaisungai yang berada di bagian barat Cilacap, Jawa Tengah. “Pembelokan hanya terjadi antara wilayah Bantul sampai Cilacap,” kata Yan. Yan dan Darmadi lantas meneliti fenomena pembelokan sungai itu dengan berlandaskan teori terjadinya pembelokan menandakan adanya gangguan pada sistem aliran air. Mereka pun mengaji faktor-faktor yang kemungkinan terlibat dalam pertemuan antara arus sungai dan laut.

Beberapa faktor itu antara lain angin, pantai, gelombang, muara sungai, musim, dan arus sungai. Baik Yan maupun Darmadi menduga faktor-faktor ter sebut menjadi penyebab berbeloknya aliran Sungai Opak. Yan yang masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Geo logi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Darmadi, mahasiswa Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), melanjutkan penelitian mereka dengan melakukan studi lapangan.

Tujuan studi lapangan itu untuk mengamati kondisi geomorfologi, sampel sedimen, dan proses sedimentasi. Pengamatan sampel sedimen dilakukan dengan metode granulometri, yaitu metode untuk menganalisis ukuran butir-butir sedi men. Yan mengatakan butir-butir sedimen berperan dalam proses pembentukan sedimen dan deposisi sedimen. Berdasarkan kajian di lapangan yang disajikan dengan cara deskriptif analitis, diketahui mereka berhasil menemukan faktor yang menjadikan arus Su ngai Opak berbelok ke arah barat daya.

Pengaruh Angin

Salah satu faktor penyebab pembelokan itu adalah arah angin yang dominan bertiup dari arah tenggara dan menyudut menghantam muara kali. “Pada Desember hingga Februari angin itu mulai menurun. Bahkan, pada Maret angin bertiup dari arah barat ke tenggara,” papar Yan. Angin yang bertiup lebih kuat dikatakan sangat memengaruhi pembelokan aliran sungai karena angin itu mendorong gelombang laut (swash).

Gelombang laut yang menyudut dengan bibir pantai dan muara yang membujur dari tenggara ke barat menimbulkan longshore drift atau gerakan zig-zag sedimen di sepanjang pantai. Pada kasus Kali Opak gerakan zig-zag yang terjadi dari arah tenggara dan barat laut serta dari arah barat laut menghasilkan sedimen yang memanjang dari timur ke barat.

Adapun gerakan zig-zag yang berasal dari tenggara menghasilkan sedimen lebih banyak dibandingkan dengan gerakan zig-zag yang berasal dari arah barat. Hal itu disebabkan gerakan zig-zag di bagian tenggara lebih lama dibandingkan gerakan zig-zag di bagian arah barat. Di bagian tenggara, gerakan tersebut terjadi sejak April hingga November dan didukung pula oleh suplai sedimen yang kontinu di muara Kali Opak.

“Sementara longshore drift dari barat hanya terjadi selama dua bulan, dari Januasi hingga Maret dan tidak banyak berpengaruh dalam mengembalikan arus muara Sungai Opak,” ujar Yan yang pernah memenangi Lomba Penelitian Remaja (LPIR) Kementerian Pendidikan Nasional. Adanya sedimen dari arah pantai yang dihasilkan oleh gera kan zig-zag itu menyebabkan tidak terjadinya proses sedimentasi di Sungai Opak.

Arus air sungai yang membawa sedimen dari daratan terhalang oleh sedimen dan berbelok ke kanan. Pembelokan itu membuat posisi muara Kali Opak menjadi miring dengan bibir pantai. Sedimen dari arah pantai yang dihasilkan longshore drift kemudian terakumulasi bersama dengan endapan dari Sungai opak. Hal itu dibuktikan Yan melalui metode granulometri sampel sedimen pada titik sedimen antara bibir pantai dan Sungai Opak yang berbelok. Sampel sedimen Sungai Opak memiliki komposisi pasir dan kerikil dalam ukuran yang tidak seragam dengan warna terang.

Sementara, sedimen yang berada di bibir pantai berupa pasir gelap dengan butiran halus berukuran sama. Lebih jauh Yan menjelaskan butiran sedimen juga memengaruhi terjadinya pembelokan muara kali. Di Kali Opak, Kali Progo, Kali Bogowonto, dan Kali Serayu terjadi pembelokan karena sedimensedimennya bertekstur lembut.

Sementara di sungai yang berada di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta, tidak terjadi pembelokan karena sedimennya berupa batuan kapur berukuran besar. Yan menambahkan pembelokan pada Kali Opak bukan pula disebabkan oleh adanya arus yang kuat. Pasalnya, arus yang ada tidak cukup kuat untuk bergerak lurus ke pantai sebagai akibat dari landainya kontur daratan di wilayah itu.
hay/L-2
Ditulis oleh Haryo Brono/Koran Jakarta

Rabu, 15 Desember 2010

Helm Lebih Kuat dengan Pola Jaring Laba-laba


Rabu, 24 Nopember 2010


Bagi masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah, sepeda motor merupakan wahana transportasi andalan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Banyak orang beranggapan dengan mengendarai sepeda motor pengeluaran bisa lebih dihemat ketimbang menggunakan kendaraan umum.

Selain karena alasan penghematan, maraknya sepeda motor di jalan-jalan juga dikarenakan semakin banyaknya tawaran kredit kepemilikan kendaraan roda dua tersebut. Bahkan, masyarakat dimanjakan dengan fasilitas cicilan kredit yang ringan. Karenanya, tidak heran jika pertumbuhan sepeda motor terus meningkat dari tahun ke tahun.

Seiring pertambahan sepeda motor yang lalu lalang di jalan raya, risiko kecelakaan lalu lintas pun semakin tinggi. Badan Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/ WHO) mencatat jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan sepeda motor di dunia mencapai 1,2 juta orang per tahun. Dari hasil analisis diketahui kebanyakan korban yang meninggal mengalami luka di kepala.

Selain mengakibatkan kematian, kecelakaan tersebut juga kerap menyebabkan korban mengalami cacat tubuh. Khusus di Indonesia, angka kecelakaan sepeda motor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Mengacu data, setidaknya pada 2009 terjadi 6.608 kasus kecelakaan.

Dari jumlah total korban, sekitar 88 persen korban mengalami luka di kepala dan mengakibatkan kematian serta cacat fisik. Dengan merujuk kondisi tersebut, pemerintah melalui SK Menteri Per industrian Nomor 40/M-IND/ Per/6/2008 mewajibkan pembuatan helm ber-Standar Nasional Indonesia (SNI). Begitu pula halnya dengan pengendara kendaraan roda dua, wajib memakai helm bertanda SNI.

Persyaratan itu di mak sudkan demi meningkatkan ke amanan dan keselamatan dalam ber kendara bagi pengendara motor. Berdasarkan alasan keamanan dan keselamatan itu pula, dua peneliti muda, Irene Giarto dan Jessica Cleine, tertarik untuk membuat helm dengan bahan yang kuat. Setelah melakukan beberapa riset, kedua finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tahun 2010 itu akhirnya membuat helm dari serat berpola jaring laba-laba.

Helm yang kuat dan memenuhi standar keamanan mesti memenuhi beberapa ketentuan, di antaranya memiliki daya serap terhadap daya kejut dan penetrasi yang baik, memiliki tingkat keefektifan sistem penahan yang tinggi, memiliki sistem penahan dengan tali pemegang yang kuat, lolos uji ketahanan tali dari pergeseran dan keausan, lolos uji dampak miring, memiliki pelindung dagu, serta lolos uji ketahanan material dari panas.

Irene dan Jessica, keduanya masih tercatat sebagai pelajar kelas II SMA Santa Laurensia, Serpong, Tangerang, Banten, itu kemudian mencoba menemukan materi yang kuat tetapi ringan dari bahan alami untuk membentuk struktur komposit. Keduanya juga berupaya untuk memanfaatkan serat alami sebagai bahan dasar helm. Pertimbangan mereka, berdasarkan aturan, bahan helm hendaknya tidak terbuat dari logam.

Selain itu, helm juga harus dapat ditempatkan di ruang terbuka dengan suhu 55 derajat celcius, tidak terpengaruh oleh radiasi sinar ultraviolet, tidak boleh lapuk, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Untuk bahan helm, Irene dan Jessica memilih menggunakan resin. Resin merupakan bahan yang berwujud kental sepertim lem dengan warna bening atau hitam.

Bahan yang dipakai campuran antara resin epoxy dan resin herdaner sebagai penguat. Namun yang menjadi masalah, untuk memperkuat campuran resin itu harus dikombinasikan dengan serat sebagai kerangka helm, seperti halnya pada beton bertulang. “Struktur akan menambah kekuatan bahan komposit ketika menjadi helm nantinya,” ujar Irene.

Dia menjelaskan ada tiga pilihan pola anyaman yang dipakai sebagai bahan struktur untuk helm, yaitu anyaman bakul, anyaman tikar, dan anyaman berbentuk jaring laba-laba. Pola anyaman bakul terbukti kuat dipakai sebagai wadah untuk beberapa bahan pertanian. Sementara pola anyaman tikar selang-seling juga kuat dipakai untuk tikar sebagai alas tidur dan kasur.

Adapun pola anyaman jaring laba-laba, kekuatannya masih belum banyak diuji. Serat Tumbuhan Serat untuk bahan helm diambil dari tumbuhan sisal (Agave sisalana), yaitu sejenis tanaman nanas. Tanaman tersebut memiliki serat kuat pada daunnya yang panjang dan berduri. Serat sisal memiliki warna krem cenderung putih.

Apabila diraba, serat itu sedikit kaku ketimbang serat lainnya. Serat sisal memiliki keunggulan dari sisi kekuatan dan tahan terhadap air laut sehingga cocok digunakan sebagai tali. Kedua peneliti remaja itu kemudian membuat komposisi antara resin dan pola anyaman di dalamnya.

Caranya, pertama, resin dimasukkan ke dalam cetakan berukuran 15 X 15 sentimeter dengan ketebalan 5 milimeter. Selanjutnya, campuran resin dan resin hardener dimasukkan bersamaan, kemudian serat digelar di atas resin. Proses berikutnya, resin penutup dituangkan di atasnya. “Campuran ditekan dengan kekuatan tangan saja agar memadat.

Campuran akan memadat dan kering setelah 4 sampai 5 jam. Pada saat itulah bahan komposit dinyatakan jadi,” terang Jessica. Untuk mengatahui kekuatan bahan komposit itu, Irene dan Jessica mencoba melakukan pengujian dengan menggunakan peluru pejal.

Mereka menguji 25 pola, setiap pola terdiri dari 5 sampel uji dengan peluru pejal yang dijatuhkan dari ketinggian sekitar 1 meter. Langkah itu dilakukan untuk mengetahui tingkat penetrasi area kerusakan. Berat peluru pejal pada beban awal sebesar 1,33 kilogram. Berat itu terus ditambah sebesar 100 gram setiap kali pengujian.

Jadi, hingga 10 kali pengujian, berat peluru pejal bisa mencapai 2,33 kilogram. Pada beban seberat itu, papan komposit mengalami beberapa kerusakan. Hasil uji coba penyerapan energi potensial yang diterima atau diserap papan komposit dengan pola anyaman tikar memiliki kekuatan rata-rata 9 joule. Jenis anyaman bakul memiliki kekuatan penyerapan 15 joule, dan pola anyaman jaring laba-laba berkekuatan 15 joule.

Berdasarkan hasil uji coba pula diketahui kerusakan pada pola anyaman tikar mencapai 0,0035 meter persegi. Sementara pada pola bakul kerusakannya mencapai 0,0025 meter persegi dan pola jaring laba-laba hanya 0,001 meter persegi. Grafik tingkat penetrasi penetrasi rata-rata dari papan komposit pola anyaman tikar 0,035 meter, pola anyaman bakul 0,045 meter, dan pola anyaman sarang laba-laba 0,030 meter.

Dari hasil uji kekuatan itu Irene menyimpulkan ternyata pola anyaman sarang laba-laba memiliki kekuatan lebih bagus ketimbang pola tikar dan bakul. Bukan hanya itu, penyerapan energi potensial dari benturan juga lebih baik. Tingkat penetrasi papan pejal terhadap bahan berpola anyaman sarang labalaba pun diketahui paling kecil.

Namun demikian, baik Irene maupun Jessica, belum puas dengan hasil tersebut karena alat uji yang mereka gunakan masih sederhana. Oleh karena itu, keduanya berencana untuk melakukan uji coba dengan alat yang lebih bagus untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kerusakan bahan.

Setelah proses uji coba yang lebih akurat dilakukan, Irene dan Jessica merekomendasikan agar pola anyaman sarang laba- laba dibuat menjadi serat dalam pembuatan helm.
hay/L-2
Ditulis oleh Haryo Brono/Koran Jakarta